Wednesday, August 22, 2012

Bahagia dengan Khusnul Khotimah, Sengsara dengan Su'ul Khatimah


Salam,

Tazkirah hari ini mengajak kita semua agar mengingati mati. Pelbagai persediaan harus kita lakukan setiap masa dan ketika untuk menghadapi kematian, agar kematian yang kita ingini insya Allah tercapai, iaitu Husnul Khatimah (penyudahan yang baik). Ada yang bertanya, 'khatimah' itu apa, ya? Disebabkan pertanyaan inilah, saya usahakan artikel ini. Semoga dapat memberi walau sedikit manafaat kepada kita semua.

Husnul khatimah bermaksud berakhimya kehidupan manusia di dunia dengan kesudahan yang baik sebaliknya su’ul khatimah iaitu berakhirnya kehidupan manusia sebagai penyudah yang buruk. Keadaan seseorang saat tutup usia memiliki nilai tersendiri, kerana balasan baik dan buruk yang akan diterimanya tergantung pada keadaan ketika saat tutup usianya, sebagaimana dalam hadit yang shahih iaitu, “Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya.”(Hadis riwayat Bukhari dan selainnya)

Oleh sebab itulah, seorang hamba Allah yang soleh sangat risau akan kesudahan hidupnya. Mereka melakukan amal soleh tanpa putus, merendahkan diri kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai meninggal. Mereka berusaha merealisasikan firman Allah SWT yang bermaksud, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri).” (Surah ali-‘Imran, ayat 102)

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan sebuah hadis dalam shahih-nya, dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash radhiallahu anhu, dia mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya kalbu-kalbu keturunan anak Adam berada di antara dua jari dari jari-jari Allah laksana satu hati, Allah membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya,’ kemudian baginda SAW berdoa: ‘Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati-hati kami kepada ketaatan-Mu.’”

Itulah pentingnya keadaan yang menutupi penghujung usia. Sementara itu, keadaan seseorang pada detik-detik terakhir kehidupan ini, tergantung amal perbuatan pada masa lampau. Barangsiapa yang berbuat baik di saat waktu dan usianya memungkinkan, maka insya Allah akhit hidupnya baik. Dan jika sebaliknya, maka sudah tentu keburukan yang akan menimpanya. Allah SWT tidak akan pernah menzaliminya, meskipun sedikit. Mengingat pentingnya masalah ini dan keharusan memperhatikannya, maka dengan memohon kepada Allah SWT, marilah kita sama-sama renung-renungkan artikel ini sebagai peringatan kepada kita semua.

Husnul Khatimah

Husnul Khatimah adalah pengakhiran yang baik, iaitu seorang hamba, sebelum meninggal, ia diberi taufik dan hidayah untuk menjauhi semua yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Dia bertaubat dari dosa dan maksiat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, hingga akhirnya dia meninggal dalam keadaan ini. Ini berdasarkan hadis shahih dari Anas bin Malik r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya, “bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah SAW menjawab, “Allah akan memberikannya taufik untuk beramal soleh sebelum dia meninggal.” (Hadis riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak)

Husnul khatimah memiliki beberapa tanda, di antaranya ada yang diketahui oleh hamba yang sedang sakaratul maut, dan ada pula yang diketahui orang lain. Tanda husnul khatimah, yang hanya diketahui hamba yang mengalaminya, iaitu diterimanya khabar gembira saat sakaratul maut, berupa redha Allah sebagai anugerah-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):’Janganlah kamu merasa takut dan jenganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Surah Fushshilat, ayat 30)

Khabar gembira ini diberikan saat sakaratul maut, dalam kubur dan ketika dibangkitkan dari kubur. Sebagai dalilnya, sabda Rasulullah SAW yang bermaksud,“Barangsiapa yang suka bertemu Allah, maka Allah pun suka untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak suka bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci untuk bertemu dengannya”. Aisyah r.a. bertanya, “Wahai Nabi Allah! Apakah (yang dimaksud) adalah benci kematian? Kita semua benci kematian?” Rasulullah SAW menjawab, “Bukan seperti itu. Akan tetapi, seorang mukmin, apabila diberi khabar gembira tentang rahmat dan redha Allah serta Syurga-Nya, maka ia akan suka bertemu Allah. Dan sesungguhnya, orang kafir, apabila diberi khabar tentang azab Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia akan benci untuk bertemu Allah dan Allah pun membenci bertemu dengannya.”

Mengenai hadis ini, al Imam al Khatthabi mengatakan, “Maksud dari kecintaan hamba untuk bertemu Allah, iaitu ia lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Kerananya, ia tidak senang tinggal terus menerus di dunia, bahkan siap meninggalkannya. Sedangkan makna kebencian adalah sebaliknya.”

Menurut Imam Nawawi pula, “Secara syari’at, kecintaan dan kebencian yang diperhitungkan adalah, saat sakaratul maut, saat taubat tidak diterima lagi. Ketika itu, semuanya diperlihatkan bagi yang sedang nazak (proses pengambilan nyawa), dan akan nampak baginya tempat kembalinya.”

Penyebab Husnul Khatimah

Faktor terpenting penyebab husnul khatimah, yang pertama, iaitu melakukan ketaatan dan bertakwa kepada Allah. Intinya ialah merealisasikan tauhid, menjauhi hal-hal yang diharamkan, dan segera bertaubat dari perbuatan haram yang melumurinya. Tindakan yang paling diharamkan adalah syirik, baik syirik besar mahupun syirik kecil. Allah SWT berfirman yang bermaksud, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Surah an-Nisaa’ ayat 48)

Keduanya, hendaknya berdoa kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh agar ditamatkan riwayat kita dalam keadaan beriman dan bertakwa.

Ketiga, hendaknya mengerahkan segala kemampuan dalam memperbaiki diri, secara lahir dan batinnya, niat dan maksudnya diarahkan untuk memperbaiki diri. Ketentuan Allah di ala mini telah berlaku. Allah memberikan taufik kepada orang yang mencari kebenaran. Allah akan mengokohkannya di atas al haq serat menutup amalnya dengan al haq itu.

Doa dijadikan Husnul Khatimah

Sebaik-baik umur adalah yang dipanjangkan umur tetapi penuh dengan taat kepada Allah dan amal soleh. Seburuk-buruk umur adalah yang panjang umurnya tetapi penuh dengan dosa dan maksiat kepada Allah SWT. Orang yang akan selamat di alam akhirat adalah yang selamat di alam kubur. Orang yang selamat di alam kubur adalah orang yang selamat ketika di akhir hidupnya.

Akhir hidup yang baik sulit didapat jika kita sehari-harinya tidak taat kepada Allah dan taat kepada Rasul. Oleh kerana itu, supaya akhir hidup kita menjadi baik (husnul-khatimah) maka mulai sekarang kita harus menjadi orang yang taat kepada Allah, taat kepada Rasul dan selalu beramal soleh. Orang yang doanya akan dimakbul oleh Allah adalah mereka yang beriman, taat, mengamalkan sunnah Rasul, banyak beramal saleh, banyak berjasa kepada orang lain dan menjauhi dosa dan maksiyat kepada Allah. Mintalah kepada Allah untuk akhir hidup kita yang baik dengan doa-doa di bawah ini.

Di antara doa-doa yang perlu diamalkan adalah :

No comments:

Post a Comment