Sunday, August 26, 2012

Sikap Kita Setelah Ramadhan Berlalu


Sumber: artikel www.islamhouse.com (penulis: Muhammad Al-Jabiri)

***

Pertama:
Salafus shalih (orang2 shalih terdahulu) menjalani kehidupan di antara rasa takut & harap. Mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah. Maka apabila (Ramadhan) telah berlalu, salah seorang dari mereka merasakan kesedihan: Apakah Allah menerima darinya ataukah menolaknya.

Bagaimanakah keadaan kita? Sesungguhnya keadaan kita sangat aneh dan mengherankan. Shalat kita tidak seperti shalat mereka, puasa kita tidak seperti puasa mereka, sedakah kita tidak seperti sedekah mereka, dan zikir kita tidak seperti zikir mereka?

Mereka bersungguh-sungguh dalam beramal, sempurna dan sangat baik. Kemudian setelah (Ramadhan) berlalu, salah seorang dari mereka merasa khawatir Allah tidak menerima amal ibadahnya. Sedangkan salah seorang dari kita sedikit beribadah, tidak mantap & tidak sempurna. Kemudian ia berlalu dan kondisinya seolah-olah ia sudah mendapat jaminan diterima dan masuk surga.

Hendaknya kita hidup di antara rasa khauf (khawatir/takut) dan raja` (berharap). Bila teringat kekurangan dalam puasa dan shalat, kita merasa khawatir Allah tidak menerima amal ibadahmu. Dan bila kita memandang keluasan rahmat Allah, kita berharap bahwa Allah menerima kita bersama orang-orang yang diterima.

Kedua:
Sesungguhnya bagi segala sesuatu ada tandanya, dan para ulama menyebutkan bahwa di antara tanda diterimanya amal kebaikan seorang hamba adalah dengan meneruskannya dengan amal kebaikan lainnya. Maka bagaimana keadaan kita setelah Ramadhan? Apakah telah lulus dari sekolah taqwa di bulan Ramadhan lalu termasuk orang-orang yang bertaqwa. Apakah tetap punya semangat untuk terus bertaubat dan istiqamah? Apakah kondisi kita menjadi lebih baik setelah Ramadhan dari pada sebelumnya?

Jika kita seperti itu, maka pujilah Allah. Dan jika tidak demikian, maka tangisilah diri kita yang miskin, kemungkinan amal ibadah kita tidak diterima, dan bisa jadi kita termasuk orang-orang terhalang (dari rahmat), sedangkan kita tidak mengetahui.

Ketiga:
Pembagian golongan manusia setelah Ramadhan ada 3.

1: Golongan yang tetap berada di atas kebaikan dan taat. Tatkala Ramadhan tiba, mereka menyingsingkan lengan baju mereka, melipat gandakan kesungguhan mereka, dan menjadikan Ramadhan sebagai ghanimah Rabbaniyah (harta rampasan perang karunia Allah) dan pemberian ilahiyah, memperbanyak kebaikan, menyongsong rahmat, menyusul yang terlewati, semoga ia mendapatkan anugerah. Maka tidaklah Ramadhan berlalu kecuali mereka telah memperoleh bekal yang besar, kedudukan mereka menjadi tinggi di sisi Allah , kedudukan mereka bertambah tinggi di surga dan semakin jauh dari neraka. Mereka menyadari bahwa tidak ada acara santai bagi mereka kecuali di bahwa pohon thuba (surga), maka mereka mengerahkan jiwa ini di dalam taat.
Mereka menyadari  sesungguhnya amal shalih tidak hanya terbatas di bulan Ramadhan, maka kamu tidak melihat mereka kecuali puasa satu kaum. Mereka selalu puasa enam hari di bulan Syawal, puasa hari Kamis dan Senin serta pada hari-hari putih. Air mata selalu membasahi pipi mereka di tengah malam, dan di waktu sahur istighfar mereka melebihi orang-orang yang penuh dosa. Mereka hidup di antara rasa khauf (khawatir/takut) dan raja` (mengharap).

Kondisi mereka adalah seperti yang difirmankan Allah:
وَالَّذِيْنَ يُؤْتُوْنَ مَا آتوا وَقُلُوْبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُوْنَ
(Dan orang-orang yang memberikan apa yang mereka …dan hati mereka selalu merasa takut bahwa mereka akan kembali kepada Rabb-mereka).

Di dalam as-Sunan, dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: 'Rasulullah SAW membaca ayat ini, lalu aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah mereka orang-orang yang mencuri, berzinah, meminum arak, dan mereka takut kepada Allah.'Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يَابْنَةَ الصَّدِّيْقِ, وَلكِنَّهُمْ قَوْمٌ يُصَلُّوْنَ وَيَصُوْمُوْنَ وَيَتَصَدَّقُوْنَ وَيَخَافُوْنَ أَنْ يَرُدَّ اللهُ عَلَيْهِمْ ذلِكَ.
 'Tidak wahai putri ash-Shiddiq, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang selalu puasa, shalat, bersedakah, dan merasa takut Allah tidak menerima semua itu.'

Merekalah orang-orang yang diterima. Merekalah orang-orang yang terdahulu (Sabiquun). Merekalah orang-orang yang memerdekakan jiwa mereka dan putih catatan amal ibadah mereka. Maka sangatlah beruntung mereka.

2: Golongan yang sebelum Ramadhan berada dalam kelalaian, lupa, dan bermain. Maka tatkala tiba bulan Ramadhan, mereka tekun beribadah, puasa dan shalat, membaca al-Qur`an, bersedekah, air mata mereka berlinang, dan hati mereka khusyu', akan tetapi setelah Ramadhan berlalu mereka kembali seperti semula, kembali kepada kelupaan mereka, kembali kepada dosa mereka.

Maka kita katakan kepada mereka:
Barangsiapa yang menyembah Ramadhan maka Ramadhan lebih mati dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak pernah mati. Sesungguhnya Yang menyuruhmu beribadah di bulan Ramadhan Dia-lah yang menyuruhmu beribadah di luar bulan Ramadhan.

Renungkan sebentar, berfirlah sejenak.
Bagaimana engkau kembali kepada keburukan, dan bisa jadi Allah telah membersihkan engkau darinya.
Bagaimana engkau kembali kepada perbuatan maksiat, kemungkinan Allah telah menghapusnya dari catatan amal perbuatanmu.
Apakah Allah memerdekakan engkau dari neraka lalu engkau kembali kepadanya?
Apakah Allah memutihkan  catatan amalmu dari segala dosa dan engkau kembali menodainya?
Janganlah engkau menjadi seperti wanita yang menghancurkan tenunannya setelah menjadi kuat.
Janganlah engkau menghancurkan sesuatu yang telah engkau bangun.
Janganlah engkau menodai sesuatu yang telah engkau putihkan.
Janganlah engkau kembali kepada kelupaan dan maksiat.
Demi Allah, sesungguhnya engkau tidak membahayakan kecuali kepada dirimu sendiri.
Wahai hamba Allah, sesungguhnya engkau tidak mengetahui kapan engkau meninggal dunia, engkau tidak mengetahui kapan engkau meninggalkan dunia. Maka hati-hatilah bahwa kematian mendatangimu, sedangkan engkau telah kembali kepada perbuatan dosa dan maksiat.

Ingatlah:
إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتىَّ يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفِسِهِمْ
(Sesungguhnya Allah tidak merubah suatu kaum sehingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka).
Maka rubahlah keadaanmu, tinggalkanlah dosa-dosamu, menghadaplah kepada Rabb-mu sehingga Allah menghadap kepadamu.

3: Golongan yang datang dan perginya Ramadhan, kondisi mereka sama seperti keadaan mereka sebelumnya. Tidak ada sesuatu pun yang berubah dari mereka. Tidak ada perkara yang berganti. Bahkan, kemungkinan dosa mereka bertambah, kesalahan mereka menjadi lebih besar, catatan amal mereka bertambah hitam, dan leher mereka bertambah menyala ke neraka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar merugi.  Mereka hidup seperti kehidupan binatang. Mereka tidak mengenal untuk apa mereka diciptakan, terlebih-lebih mengenal kebesaran dan kehormatan Ramadhan.

Sungguh, salah seorang dari mereka bersenang-senang dan terang-terangan tidak puasa di siang hari bulan Ramadhan. Untuk golongan seperti ini tidak ada daya kecuali mendoakan mereka agar bertaubat yang nashuh, taubat yang tulus, dan barangsiapa yang bertaubat niscaya Allah menerima taubatnya.


No comments:

Post a Comment